Monday, February 27, 2012

Nyala, Tapi Nggak Jalan

Bu Nur Hayati : itu speakernya bisa?
I : Nyala bu, speakernya. Cuma nggak bisa jalan. Bener, bisa nyala, tapi ga bisa jalan.

gaya nguping Jakarta : didengar oleh siswi yang rasanya ingin menyuruh komputer kelas untuk jogging 3 keliling. 

Saturday, February 25, 2012

2 hal yang baru saya ketahui

1. Kalau nonton film hantu, setan ikutan nonton. I mean, the real satan. Bukan setan-setanan, tapi setan yang ITU, yang menipu nabi Adam dulu. Naudzubillahimindzalik... I haven't found the shahih dalil of this case, but I will search about it later.

2. Kita dilarang melakukan transaksi di dalam Masjid.

Afika

AFIIIKAAAAA hahahahaha aku pengen punya adek jadinya nih u,u

Tadi aku liat komik Afika di blog Khairani♥ Kalian harus liat! Take a peek on her blog :)

Ini spoilernya~

p.s. : aku lagi seneng nonton Yusra dan Yumna loooh *sfx : MAAFKAN HATI INIIII* forget it. Aku lagi pms, mungkin, makanya jadi fail sekali.

Saturday, February 18, 2012

Super Junior Chibi dan Tugas yang Menumpuk

courtesy : google

Hahahaha look at Eun Hyuk!!!!!! aku Eun Hyuk berambut hitam!!! #fail

I came home earlier today (yes, we had school EVEN on Saturday) because there were that 'fogging' thing on my school. Phew, I was so relieved that the history's exam was postponed :) 

Btw I still have a ton of tasks and daily exams. Here's the list :
- Kimia, as usual.
- Math : no. 4 d, g, i, k ; exercise 8. And I'm afraid Bu Jasmi will test us about the math logic chapter.
- Sociology : exam, naration of people who inspire you (lol I was going to write about PCTB)
- Biology : presentation, self-summary.
- Pkn : presentation.
- Arts : wayang drama, individual task.
- Geography : weekly quizzes
- History : exam
- Economy : exam
- LIA : 2 essays
- English : spoof, write a descriptive text titled 'My Beloved City'

And to make it worse, the Mid Semester Exams are on the end of March. Seems that I don't have much time to study. So, wish us luck and...

Wassalamualaikum Wr.Wb. :D

Bezta

Wednesday, February 15, 2012

Kisah Pelajar yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

"Maaf, Mas, jam 4 aku harus ngajar TPA," katanya membuka percakapan. Dia terlihat lelah dan pucat. Memarkir sepedanya di halaman kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta, gadis itu masih terengah-engah. "Mau minum?" saya menawarkan. "Terima kasih, saya sedang puasa sunnah Senin," jawabnya cepat. Hebat, batin saya. Perlahan dia menaruh tas gendongnya di kursi dan mulai bicara.

Gadis di depan saya adalah Sri Suryani. Dia baru 16 tahun dan saat ini sedang bersekolah di salah satu SMA favorit di Yogya. Di sekolah dia masuk 10 besar. Yanni, berbeda dengan anak seusianya yang sebagian besar masih asyik bersenang-senang menikmati masa remaja. Di usia remaja dia terpaksa menjadi tulang punggung dan kepala keluarga sejak 2008.

“Tahun 2006 ibu saya, Wiji Lestari, meninggal mendadak di usia 39 tahun, tanpa sebab apa-apa. Saya masih kelas 2 SMP. Saat itu saya sedang mengajar di TPA sore-sore dan tahu-tahu dikabari bahwa Ibu sudah nggak ada. Tahun 2008, bapak saya, Mujiwal (49), terkena stroke. Pekerjaannya sehari-hari sebagai buruh bangunan berhenti,” tuturnya lugas, seolah semua itu bukan masalah yang besar.

Sejak itu, Yanni seketika merangkap jadi kepala keluarga, membiayai dirinya berikut ayah dan Nugroho, adiknya yang masih SD. Untuk membiayai sekolahnya, dia berakit-rakit dari satu beasiswa ke beasiswa yang lain. Salah satunya dari Dompet Dhuafa Yogya, karena sebelumnya dia dibantu oleh BMT Beringharjo yang merupakan mitra DD Yogya. Beasiswa ini dia gunakan untuk membiayai sekolahnya.

Setiap hari Yanni berangkat ke sekolah dari rumahnya di Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta dengan sepeda. Selepas sekolah, dia mengajari adiknya menyelesaikan PR dan segera berangkat lagi mengajar TPA dan ke tempat privat sampai malam. Honornya relatif, rata-rata Rp 400 ribu sebulan kalau ditotal. Di dusun kecil itu, Yanni hanya tinggal bertiga, keluarga besar orang tuanya berada di Klaten.

"Saya tidak mau merepotkan dan menjadi beban bagi keluarga besar," katanya. Lalu kapan belajarnya? "Saya belajar setiap habis salat tahajud, jam 3 sampai jam 5. Setelah itu ya resik-resik dan menyiapkan kebutuhan Ayah dan adik," tuturnya. Dia mengaku walaupun hanya 2 jam belajar, sudah cukup untuk memahami materi. Hasilnya, pada setiap ujian semester, nilainya cukup memuaskan.

Ketika ditanya bagaimana reaksi teman-temannya dengan kondisinya, Yanni menjawab diplomatis, "Kalau mereka `kan kebanyakan kondisinya ideal, jadi tinggal belajar tok! Saya tetap berhubungan dengan baik dan menerima ajakan mereka selama tidak mengganggu amanah saya.” Selepas SMA tahun depan, cita-citanya hanya satu, masuk Fakultas Kedokteran UGM, menjadi dokter dan berkarya di bidang kesehatan. “Bismillah, semoga Allah meridai. Saya ingin jadi direktur sebuah rumah sakit gratis untuk orang miskin berskala internasional,” katanya berharap. Yanni mengaku sering membaca di koran, banyak keluarga miskin ditolak masuk rumah sakit karena jatah Jamkesmas habis.

“Itu yang salah siapa? Pemerintah atau siapa, saya ingin menolong mereka,” ucapnya menerawang. Cita-citanya untuk kuliah di Yogya bukan tanpa alasan. Ayah dan adiknya sangat butuh perhatiannya. Yanni sendiri sangat berharap, bisa membawa ayahnya ke rumah sakit mengobati stroke-nya, agar ayah nya bisa pulih kembali seperti sedia kala. Walaupun belum tahu bagaimana dia akan meraih cita-citanya, namun setidaknya Yanni sudah memiliki semangat baja dan mental tangguh yang jarang dimiliki bahkan oleh orang dewasa sekali pun.


Ah, I really want to be as tough as her. 

From : Republika, May 15th 2010 (I still had the newspaper hehe). 

Friday, February 10, 2012

Hasn't Cured, yet.

Mungkin semua bosan mendengar ini, but,

It doesn't hurt anymore. But it hasn't cured yet.
#ambigu




Yakinlah, mengenang semua perasaan itu tidak sesulit yang dibayangkan.

True Status of Muslim Women

Thanks to Teh Annisa Sophia who tagged this pic to me in facebook. All credits goes to SpreadSalam.

Picture shown above means A LOT for me. Yeah, the position of a woman in Islam are really, really high. And those who say Islam are discriminating women, well, I'm totally against your opinion! --> pake gaya LIA. Lol.


And here's another pic, but still in same contexts and from SpreadSalam too! :)



Ingat janjiku untuk tidak buka blog sampai Juni? Lupakan saja. Kau boleh pisahkan aku dari facebook, twitter, flickr, bahkan Tumblr, but I just can't be separated from blogging activities. Itu terlalu berat bagiku.

By the way, I'm going to move to my new blog in blogdetik.com. I don't know why, but I feel kinda more secure here (at my new blog). Hehe.


Wanna know the link of my new blog?
Well, I can't tell you... It's a huge secret of mine, guys ;)


Byeeeeeeeeeee,
Bezta.

love first, then you’ll lose first

Actually, it's a repost from my new blog. But however, I'll tell it again, because this is the expression of my final decision for my love life!!!!

***


It’s a pic from awesome Korean manhwa titled "Do You Want to Try?". That line doesn’t express that the characters literally wants to ‘do’ the person that, he means that he wants himself and the girl he loves to be in love together… in the next life, because they can’t be together in the real life. You should read that manhwa, especially if you’re a fan of shoujo manga. This manhwa is different. The characters are interesting from the beginning to the end. I have read this manhwa for two times. And I still had that ‘ba thump!’ feelings.

But, unfortunately I’m not going to talk about this manhwa specifically now. I am more focused to the fact that sometimes, people who has fallen for someone earlier than the others have to be the first person to let go of that ’someone’.

And, maybe, semuanya memang seperti itu. Lihat di Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Atau di Remember When. Semua tokoh yang kenal lebih awal dengan orang yang ia cintai, harus berpisah dengannya lebih awal pula. Tania, harus merelakan Danar yang dikenalnya sangat lama. Dan sangat dekat. Juga Gia, yang mencintai Adrian terlebih dahulu, tetapi harus merelakan Adrian untuk Freya.

Semua yang dimulai lebih awal, akan berakhir lebih awal pula.

Aku, mengenalmu lebih awal. Mengagumimu lebih awal. Tapi, waktu bukanlah jaminan. Cinta bukanlah tentang siapa yang hadir lebih awal, tapi tentang siapa yang bertahan lebih lama tanpa membuat orang yang ia cintai merasa risih. Semua ini benar-benar terasa ambigu untukku.

Tapi satu hal yang kutahu : semua ini takkan pernah jadi nyata.

I have to let you go now, while I still can do it. I’m afraid, if I keep postponing to let you go, I won’t be able to let you go at all.

***

Ya. Kau dan aku. Saling jatuh cinta. Di kehidupan selanjutnya.