Saturday, September 08, 2012

Kata Perpisahan


Kebanyakan orang hanya tahu sisi luarku, sebagai seorang anak IPA bernama Bewew, yang berjilbab, yang berkacamata, yang ikut rohis, yang gabut ekskul bahasa dan paskibra. Titik. Di sekolah, alhamdulillah aku punya banyak teman, namun rasanya, ya begitu-begitu saja. Aku sangat mensyukuri semua nikmat Allah yang telah Allah berikan kepadaku. Aku punya tempat berlindung di dunia yang baik, aku punya orangtua yang lengkap, aku punya keluarga yang penyayang, aku beragama Islam. Semuanya merupakan nikmat yang nggak akan terbayar dengan apa pun.
Namun tak pernah terbayang olehku bahwa diriku akan merasakan perasaan ini suatu hari. Perasaan dimana ingin dirangkul dan bukan hanya merangkul, ingin dipeluk dan bukan hanya memeluk, ingin disapa dan bukan hanya menyapa, ingin disenyumi dan bukan hanya tersenyum pada orang lain, ingin dicurhati dan bukan hanya mencurhatkan isi hati.
Namun, di saat yang sama, aku merasa bahwa cara pandangku salah. Aku melihat hal dari perspektif yang salah.
Hidup ini bukan hanya tentang siapa yang diperhatikan, namun juga tentang siapa yang mau mencoba memerhatikan. Hidup ini adalah tentang siapa yang berani berinisiatif. Hidup ini tentang siapa yang berani memulai.
 Aku mencoba bersabar. Aku sering merasa bahwa aku tak dibutuhkan di dunia ini. Bahwa aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Bahwa aku hanya merepotkan banyak orang. Bahwa aku tak memiliki kualitas yang super.
Tapi, ada kata bijak, “jangan pernah berpikir bahwa tak ada lagi kualitas dirimu yang tersisa, meskipun hal itu memang benar,”
Optimisme hidup harus selalu ada. Karena untuk itulah hidup ini ada. Optimislah dan janganlah bersedih.
Laa tahzan. Innallaha ma’ana. (Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita)
Ketika kamu bersedih karena ditinggal seorang yang dicintai, lihatlah Rasulullah SAW yang tetap istiqamah dan tidak lupa akan Allah meski ditinggal mati paman dan Istrinya tercinta. Ketika bersedih karena kehilangan harta, mintalah balasan yang lebih baik dan cobalah mengingat Aburrahman bin ‘Auf yang menyedekahkan seluruh hartanya di jalan Allah tanpa merasa rugi sedikitpun.
Ikhlas karena Allah, itulah kuncinya. Itulah kunci sukses dunia-akhirat. Solusi dari segala permasalahan dunia-akhirat.
Karena itu, Insya Allah mulai detik ini juga, aku akan mencoba seikhlas-ikhlasnya dalam menjalani hidup. Mencoba selalu merenungi tujuan penciptaan manusia. Mencoba selalu mengamalkan perintah Allah.
Aku akan mencoba untuk tidak bersedih karena hal-hal sepele. Karena tidak dapat nilai terbaik meski sudah berusaha maksimal. Karena terjadi miskomunikasi. Karena tidak punya waktu banyak untuk istirahat. Karena tidak dapat hal yang diekspektasikan. Karena merasa tidak berguna. Karena merasa tidak tahu rahasia-rahasia orang lain.
Aku akan bersedih, jika tak mengamalkan dan berpegang teguh pada hadist dan Qur’an. Jika tak menepati janji. Jika menjumpai penyimpangan-penyimpangan.
Aku percaya, bahwa Allah akan membuat segalanya indah pada waktunya.
Aku mau mencoba untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala aspek. Bantulah usaha hamba-Mu ini ya Allah. Bantulah aku agar bisa lebih ikhlas, Hapuslah semua dosaku. Hindarkanlah aku dari azab kubur, dan dari azab neraka Jahannam, dan dari keburukan fitnah hidup dan mati, serta dari keburukan fitnah Dajjal. Amin.

“Bisa saja kamu menyukai sesuatu padahal hal itu tidak baik bagimu dan bisa saja kamu membenci sesuatu padahal hal tersebut baik bagimu. Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Entri ini akan menjadi entri terakhir dari blog ini. Terima kasih untuk segala tinjauan dan perhatiannya selama empat tahun ini. Ya, blog ini sebentar lagi berumur empat tahun. Empat tahun yang panjang. Dimulai dari entri berbahasa Indonesia, diselipi entri berbahasa Inggris dan bahasa 'campur-campur' serta berakhir di entri berbahasa Indonesia lagi.
Beribu kata telah tercurah di blog ini. Senang, sedih, prahara, tugas, cinta, pengalaman, semua ada disini. Namun banyak hal yang membuat saya nggak bisa meneruskan untuk membuat entri di blog ini. Jadi, saya akan berhenti menggunakan blog ini dan move on
There's a hell in 'hello' and there's a good in 'goodbye'. Jadi, jangan pernah takut untuk mengatakan 'selamat tinggal'. Kelak, Insya Allah, kita akan bertemu lagi. Di mana? Insya Allah, di Al-Firdaus. Amin.
Kelak kalau kalian menemukan tautan baru menuju blog baruku, jangan lupa singgah barang semenit ya :) 


Wassalam,

Bewew