Sunday, March 02, 2014

One Simple Dream Can Change Your Whole Life

Dear kawan-kawan calon duta bangsa,

Assalaamu’alaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Hai semuanya, apa kabar? I hope you are all doing good! Perkenalkan, namaku Bewew. Aku sedang mengikuti program KL-YES tahun 2013-2014. Saat kalian membaca surat ini, aku sedang berada di kota kecil bernama Florence di South Carolina, salah satu negara bagian di selatan Amerika Serikat. Negara bagianku memang termasuk hangat dibandingkan negara bagian lain di Amerika Serikat, tapi tetap saja, harus pakai baju 3 lapis setiap hari di musim dingin! 

Anyway, mendengar bahwa seleksi Yayasan Bina Antarbudaya di Indonesia untuk tahun 2015-2016 sudah mau dimulai, aku ingin berbagi cerita tentang awal jejak langkahku di YBA.

Dalam siang yang panas di awal Maret 2012, aku melangkahkan kakiku dengan ragu-ragu sembari menelpon temanku.

“Je, rumahnya yang mana sih?”
“Itu lho, belok kiri, lalu kanan.”
“Ooooohhh oke, oke. Thanks!”

Kuikuti petunjuknya, tetapi masih berakhir kesasar. Setelah lima belas menit berputar-putar di area yang sama, akhirnya kutemukan juga rumah putih itu. Rumah yang tak pernah kusangka akan menjadi awal dari perjalanan hidupku—Chapter YBA Bogor. Mendapati kakak ramah yang sedang menanti, kuyakinkan diriku untuk menuliskan namaku di atas secarik kertas itu. Sekilas, mataku meneliti nama-nama yang ada di daftar itu. Ya Allah! Banyak sekali nama-nama yang kukenal, dari sekolahku pula! Kutepis rasa gugupku itu, sambil mengingat nasihat Ibuku,

“Jangan kalah sebelum berperang,”

Hari demi hari berlalu. Aplikasi pendaftaran akhirnya kulengkapi juga di tengah berjibunnya ulangan dan tugas-tugas. Aku pun kembali ke Chapter dengan berkas-berkas yang telah kulengkapi. Setelah mendapat cap, akhirnya aku pun resmi menjadi salah satu dari 8000 lebih partisipan seleksi YBA Year Program 2013-2014. Excited? So pasti! Deg-degan? Banget!  Here’s to that feeling ketika aku rasanya ingin mempercepat waktu sekaligus memberhentikan waktu. Kugunakan waktu yang ada untuk browsing contoh soal-soal  tes seleksi dan baca-baca ensiklopedi, serta tak lupa, berdoa. Setelah seleksi pertama usai, aku sibuk berdiskusi dengan temanku soal tes yang telah kami lalui. Terus terang, aku agak hopeless karena banyak banget jawabanku yang berbeda dengan teman-temanku. Aku tetap berdoa dan berdoa—Allah akhirnya menjawab doaku. Aku melanjutkan ke seleksi dua! Aku tak percaya. Aku mengucap syukur dan berjanji untuk melakukan yang terbaik di seleksi selanjutnya. Seleksi dua dan tiga diwarnai oleh ketidakpastian, karena aku merasa “I did my best” tapi di satu sisi aku melihat sekian banyak peserta tes yang “better than me.”

 Aku dan teman-teman grup talent showku di Seleksi 3. We enjoyed performing together!

Setelah melalui proses yang berliku-liku, Alhamdulillah aku terpilih untuk menjadi kandidat nasional. Kuberanikan diri untuk mengikuti seleksi YES program. Untuk mendapat beasiswa full ke Amerika Serikat ini, aku harus mengikuti serangkaian tes tambahan.

Setelah mengikuti tes YES, perjalanannya selesai dong?

Eits.... tunggu dulu! Menunggu ‘panggilan’ host family, orientasi chapter, orientasi nasional—they all just began! Teman-teman di sekolah tak pernah berhenti bertanya,

“Jadi berangkat?”
“Udah dapet host family belum?”

Aku hanya bisa berkata, “Insya Allah”, karena aku sendiri pun belum tahu akan jawabannya.

 Kandidat KL-YES program (USA) dari Chapter Bogor Year Program 2013-2014 menjelang Visa Interview. Ready for the embassy? 

Kandidat KL-YES dari Sumatera dan Jawa sehabis wawancara visa. Alhamdulillah, semua akhirnya dapat visa! :)

Patience is a virtue. Penantian itu memang selalu membawa hasil yang tak terduga-duga. Panggilan host family datang di akhir Juni. What makes it even better is the fact that I’m going to stay with another exchange student in the same host family alias dapat double placement! Aku bergegas mengkontak mereka, say hi, and it all made me can’t wait to meet them in USA!


Chapter Bogor in action! Orientasi Chapter alhamdulillah berjalan lancar.... sekaligus penuh haru. "Kita disini bukan sekedar sekumpulan orang yang berkumpul demi satu tujuan--kita ini keluarga." 

Mulai dari packing sampai kursus tari tradisional, itulah rutinitas harianku menjelang keberangkatan. Yang kurasakan hanyalah excitement untuk tiba di Amerika. Namun, selama 10 hari orientasi nasional, aku mulai merasakan “kangennya” sama keluarga dan teman-teman. Alhamdulillah, kebersamaan dengan 116 teman lainnya di orientasi nasional membuat rasa kangenku dalam taraf yang wajar. Tak kurang, tak berlebihan. Di orientasi nasional ini, aku mendapat banyak sekali pelajaran berharga yang tak mungkin kusebut satu persatu. Masih jelas di ingatanku saat kami berkunjung ke rumah Duta Besar AS dan berbuka bersama disana. Tak akan pernah kulupakan, hari dimana aku berumur 17, yang juga merupakan H-1 keberangkatan ke USA. Meski aku tak pernah memberitahu teman-temanku, mereka secara sukarela datang ke kamarku di Orientasi Nasional, membangunkanku tengah malam, dan nyaris menyiramku dengan Coca Cola Float. Hari itu pula, teman-temanku tak henti-hentinya mengucap selamat dan menyanyikan lagu ulangtahun untukku. Surprise terbesar adalah ketika Kakak-kakak orientasi nasional membelikan kue untuk “The August Babies.”

Singkatnya, the best moment of my life.  

Masih H-1 keberangkatan. Malam, pukul 11. Masih di orientasi nasional. Kak Cenna dan Kak Aisyah mengumpulkan anak-anak dari chapter Bogor. Kami saling sharing-sharing pengalaman satu tahun ke belakang yang telah kami lalui bersama. Berbagi cerita, tawa dan juga momen haru.

Rasanya baru kemarin kita mendaftar seleksi 1. Rasanya baru kemarin kita berkenalan sebagai kandidat nasional. Rasanya baru kemarin kita mengikuti orientasi nasional….

Kenangan manis dan momen haru saat Talent Show Orientasi Nasional di hadapan orangtua. :')


Waktu terus berjalan. Pagi hari, orangtuaku datang Hanya dalam hitungan jam, aku akan duduk di pesawat menuju Kuala Lumpur, lalu transit di London, dan finally… Washington, DC. Meski suaraku nyaris hilang, semangatku tak kunjung padam. Aku tak bisa berhenti berbicara kepada teman-temanku yang berbalik menyuruhku diam karena suaraku sudah serak-serak becek. Hehehe.


Bertemu dengan teman-teman menjelang 5 menit keberangkatan ke Soetta. 5 menit yang terasa seperti 5 detik....

By the way, ada yang ingat quote ini?

“Kamu baru bisa yakin akan berangkat ketika sudah benar-benar duduk di dalam pesawat menuju negara tujuan,”

With my lovely family from Chapter Bogor {} Miss you all bunches :')

Kini, aku merasakannya sendiri. Namun, buatku, duh jangankan duduk di pesawat, even ketika tiba di Washington, DC saja aku masih tidak percaya bahwa aku akhirnya berangkat ke Amerika Serikat!

Teman-teman di Indonesia, pengalaman yang kurasakan sejauh ini dimulai dari mimpi masa kecilku untuk menjelajah dunia. Mimpi sederhanaku untuk bisa merasakan bagaimana rasanya “bicara dalam Bahasa lain” dengan “orang dari negara lain.” 

One simple dream can change your whole life.


Tetap berusaha dan berdoa. Skill luar biasa belum tentu bisa membawamu menjadi siswa pertukaran pelajar. "Luck" dan "Prayer" banyak sekali berpengaruh di sepanjang proses seleksi ini.

Bermimpilah setinggi angkasa; namun tetaplah jejakkan kaki di bumi. 

I wish you lots of best luck in the future.  :)

Love,
Bewizta M. Hasyyati