Kebanyakan orang hanya tahu sisi
luarku, sebagai seorang anak IPA bernama Bewew, yang berjilbab, yang berkacamata,
yang ikut rohis, yang gabut ekskul bahasa dan paskibra. Titik. Di sekolah,
alhamdulillah aku punya banyak teman, namun rasanya, ya begitu-begitu saja. Aku
sangat mensyukuri semua nikmat Allah yang telah Allah berikan kepadaku. Aku
punya tempat berlindung di dunia yang baik, aku punya orangtua yang lengkap,
aku punya keluarga yang penyayang, aku beragama Islam. Semuanya merupakan
nikmat yang nggak akan terbayar dengan apa pun.
Namun tak pernah terbayang olehku
bahwa diriku akan merasakan perasaan ini suatu hari. Perasaan dimana ingin
dirangkul dan bukan hanya merangkul, ingin dipeluk dan bukan hanya memeluk,
ingin disapa dan bukan hanya menyapa, ingin disenyumi dan bukan hanya tersenyum
pada orang lain, ingin dicurhati dan bukan hanya mencurhatkan isi hati.
Namun, di saat yang sama, aku
merasa bahwa cara pandangku salah. Aku melihat hal dari perspektif yang salah.
Hidup ini bukan hanya tentang siapa
yang diperhatikan, namun juga tentang siapa yang mau mencoba memerhatikan.
Hidup ini adalah tentang siapa yang berani berinisiatif. Hidup ini tentang
siapa yang berani memulai.
Aku mencoba bersabar. Aku sering merasa bahwa
aku tak dibutuhkan di dunia ini. Bahwa aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Bahwa aku hanya merepotkan banyak orang. Bahwa aku tak memiliki kualitas yang
super.
Tapi, ada kata bijak, “jangan
pernah berpikir bahwa tak ada lagi kualitas dirimu yang tersisa, meskipun hal
itu memang benar,”
Optimisme hidup harus selalu ada.
Karena untuk itulah hidup ini ada. Optimislah dan janganlah bersedih.
Laa tahzan. Innallaha ma’ana.
(Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita)
Ketika kamu bersedih karena ditinggal
seorang yang dicintai, lihatlah Rasulullah SAW yang tetap istiqamah dan tidak
lupa akan Allah meski ditinggal mati paman dan Istrinya tercinta. Ketika bersedih
karena kehilangan harta, mintalah balasan yang lebih baik dan cobalah mengingat
Aburrahman bin ‘Auf yang menyedekahkan seluruh hartanya di jalan Allah tanpa
merasa rugi sedikitpun.
Ikhlas karena Allah, itulah
kuncinya. Itulah kunci sukses dunia-akhirat. Solusi dari segala permasalahan
dunia-akhirat.
Karena itu, Insya Allah mulai detik
ini juga, aku akan mencoba seikhlas-ikhlasnya dalam menjalani hidup. Mencoba
selalu merenungi tujuan penciptaan manusia. Mencoba selalu mengamalkan perintah
Allah.
Aku akan mencoba untuk tidak
bersedih karena hal-hal sepele. Karena tidak dapat nilai terbaik meski sudah berusaha
maksimal. Karena terjadi miskomunikasi. Karena tidak punya waktu banyak untuk
istirahat. Karena tidak dapat hal yang diekspektasikan. Karena merasa tidak
berguna. Karena merasa tidak tahu rahasia-rahasia orang lain.
Aku akan bersedih, jika tak
mengamalkan dan berpegang teguh pada hadist dan Qur’an. Jika tak menepati
janji. Jika menjumpai penyimpangan-penyimpangan.
Aku percaya, bahwa Allah akan
membuat segalanya indah pada waktunya.
Aku mau mencoba untuk selalu
menjadi lebih baik dalam segala aspek. Bantulah usaha hamba-Mu ini ya Allah. Bantulah
aku agar bisa lebih ikhlas, Hapuslah semua dosaku. Hindarkanlah aku dari azab
kubur, dan dari azab neraka Jahannam, dan dari keburukan fitnah hidup dan mati,
serta dari keburukan fitnah Dajjal. Amin.
“Bisa saja kamu menyukai sesuatu
padahal hal itu tidak baik bagimu dan bisa saja kamu membenci sesuatu padahal
hal tersebut baik bagimu. Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.”
Entri ini akan menjadi entri terakhir dari blog ini. Terima kasih untuk segala tinjauan dan perhatiannya selama empat tahun ini. Ya, blog ini sebentar lagi berumur empat tahun. Empat tahun yang panjang. Dimulai dari entri berbahasa Indonesia, diselipi entri berbahasa Inggris dan bahasa 'campur-campur' serta berakhir di entri berbahasa Indonesia lagi.
Beribu kata telah tercurah di blog ini. Senang, sedih, prahara, tugas, cinta, pengalaman, semua ada disini. Namun banyak hal yang membuat saya nggak bisa meneruskan untuk membuat entri di blog ini. Jadi, saya akan berhenti menggunakan blog ini dan move on.
There's a hell in 'hello' and there's a good in 'goodbye'. Jadi, jangan pernah takut untuk mengatakan 'selamat tinggal'. Kelak, Insya Allah, kita akan bertemu lagi. Di mana? Insya Allah, di Al-Firdaus. Amin.
Kelak kalau kalian menemukan tautan baru menuju blog baruku, jangan lupa singgah barang semenit ya :)
Wassalam,
Bewew
wah, mau pindah blog !
ReplyDeletebtw, posting lamanya di impor ajah ! saya beberapa ganti blog juga, tapi kalo ganti blog itu postingnya jadi sedikit .... jadi ga semangat posting lagi :(
saran saya, posting lamanya tetep di import aja ... soalnya pas udah tua dan liat posting lama kita ...
lucu deh !