Saturday, March 03, 2012

Surat Untuk...

Tapi aku tak mau cintaku padamu membuat imanku dan imanmu mengendur. Nggak. Aku percaya bahwa takdir Allah adalah yang terbaik.

Aku nggak berharap apa-apa darimu. Banyak hal dalam hidup yang tak bisa dipaksakan, dan penerimaan yang indah adalah solusinya. Memiliki masa lalu bersamamu sudah lebih dari cukup. Banyak pihak yang ingin sekedar mengenalmu, tapi mereka tidak mendapatkan kesempatan itu. Aku? Yang kudapatkan sudah banyak, jadi sudah sepantasnya aku bersyukur dan tak berharap lebih.

I will take any risk for… having these unconditional feelings. Patah hati? I’m getting used to it. Got my heart broken is not really a big deal for me.

Instead, I will be seriously mad if you’re not happy. So, look at the world and smile. As long as you happy, I’ll be happy too. Go chase your eternal first love. I believe you can get her. You’re a real dream-chaser, you know?

And don’t worry. I promise I won’t stalk you. Not even once. Aku tahu bagaimana rasanya dikuntit. It definitely makes me upset and I admit that it’s really disgusting.

***

Yeah, that is some paragraphs from my abal ms. word letter. Maafkan aku yang lagi-lagi mendefinisikan cinta dari pengertian yang sempit.

Ini mungkin agak tidak berhubungan, tapi...


Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana hamba itu menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR.Al Hakim)

No comments:

Post a Comment