Friday, January 03, 2014

Hanya Sekedar Flashback

"carilah orang yg nggak perlu minta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya" -MM


Rasanya Bewew sudah menemukan orang itu.

Flashback ke 2011. 

Baru masuk smansa. Pra-MOPDB. Terpaksa gandengan tangan sama "siswa." Entah siapa. Malu, aku tak berani melihat ke arahnya. Yang jelas, ia bukan dari Spensa. 

Kenal sesosok yang bikin kagum. Kepergok nangis di depannya. Mulai cari tahu tentangnya. Kaget karena suatu kesamaan. Punya feeling bahwa dialah "siswa" itu. Kenal mentoring lagi setelah sekian taun ga kesentuh tarbiyah Islamiyah. Mulai benar-benar belajar tentang Islam. Tentang Virus Merah Jambu. Tentang menata hati. 

Sukses melewati kelas X. Tiupan angin godaan datang di tahun kedua di Smansa. Jutaan pengagumnya datang dan pergi. Ribuan pesan kami tukar, kucoba menata hati. Mulai mengenal lebih dekat, lebih dalam, kucoba menata hati lebih keras. Di bawah terangnya bulan, kucoba menata hati. Di tengah angin yang meniup dedaunan layaknya bunga sakura di Jepang, kutata hati ini. Di bawah cerahnya matahari pagi, kucoba menata hati kembali. Kucoba menenangkan hatinya yang gelisah itu, meski diriku sendiri sekuat tenaga menata hatiku. Berusaha berbagi cerita, berceloteh bersama demi masa depan yang lebih baik, sambil berusaha membuang semua gema tidak wajar di dalam hati. 

Kuterima pesan terakhir darinya. Aku sendiri tidak tahu bagaimana selengkapnya. Waktu itu sudah pukul dua pagi, bl**kberry-ku baru berhasil kubuka setelah loading tak karuan berjam-jam. Di hari keberangkatanku ke Amerika Serikat. Pesan itu terputus, terlalu banyak pesan yang masuk. Namun, di balik kata-katanya, aku menangkap suatu kata besar. Lima huruf itu. Diawali dengan huruf C. Jangan salah tangkap dulu. Aku selalu tahu bahwa dirinya selalu mencurahkan "C "itu ke orang-orang terdekatnya. Ke segala hal yang ia lakukan. Matanya selalu berbinar-binar, penuh "C", mungkin, karena dirinya adalah sesosok makhluk terkasih yang Maha Kuasa.

ALLAH sudah mengabulkan doaku di kelas sepuluh. Doa yang sayangnya terpanjat dari diriku yang masih naif itu. Yang masih terlalu muda untuk mengartikan hidup. Doa yang hanya ALLAH yang tahu. Doa yang sebenarnya berbalik dengan nazarku yang tak sengaja terucap. 

Biarlah sang Maha Pembolak-balik Hati ini yang menjaga kita. Doaku selalu terpancar untukmu. Terima kasih untuk hadir di hidupku, dan membuatku mengerti arti perjuangan yang sebenarnya. Membuatku sadar bahwa hidupku tak ada apa-apanya dibandingkan kerasnya perjuangan hidupmu.

Terima kasih. Tetap tersenyum ya! 



Dari yang masih can't stand looking at your picture. 

No comments:

Post a Comment