Thursday, June 16, 2011

Cinta..

Miss him to the max.

Kangen. Pengen banget ke New York, terus ke Connecticut yang hanya memerlukan waktu 2 jam dari New York.

He's handsome. I can't stand the awesomeness he had. He's mysterious, and nothing can be more attracting like that. I can't not love him. I mean, all the things he did, seems so perfect to me. Well, I believe that human is imperfect, and so is him, but don't know why, this feelings is growing huge each day.

Nothing he do can change my feelings for him. I'll stand on my way. (well, kalo dia melakukan hal 'terlarang' seperti pacaran atau apalah, baru saya jauhin hehehe)

Liat fotonya aja di fb bikin gemes tau nggak... pengen nyubit! AAAAAAAAAAAAA KAMU LUCU BANGET SIH! XD

Banyak yang bilang dia mirip Afgan. Buat saya dia lebih mirip Ashton Kutcher. Cakep banget. Banget. Banget. Emang dia dapet keturunan 'cakep' dari keluarga Mamanya. Almarhum Omnya cakep. Adeknya cakep. Mamanya juga cantik.

Saya pikir, nggak akan saya mengenal cowok yang lebih ganteng daripada DIA. Di mata saya, dia itu ganteng, tapi ada sisi nerd dan pendiamnya yang bikin dia makin keren. Kalau saja dia orangnya flirty, pasti saya udah kabur dari jauh-jauh hari, hehe.

Ada sebuah studi yang berkata bahwa perasaan yang sudah tertanam lebih dari 6 bulan, berarti perasaan itu adalah cinta. Let's see... the crush began on Sept 2010, now we're in June 2011. It means 9 months, right? So, is it really love?

Ada perkataan lain lagi yang mengatakan, bahwa cinta itu adalah ketika kita merasa nyaman, merasa berarti, merasa aman, dan merasa loved, merasa dicintai.

Perbedaan diantara kita sudah hampir tak terhitung. Dia kurus, aku rada gemuk. Dia cakep, aku jelek. Dia gaul, aku loner. Dia punya adik, aku anak tunggal. Dia baik, aku mean. Dia awesome, aku ewsome. Dia suka hangout, aku suka menyendiri bareng komputer. Dia suka past, aku suka future. Dia tinggal di Amerika, aku tinggal di Indonesia. Dia... he's a lot better than me.

Tapi, bagaimanapun, ada 'sesuatu' yang membuat saya bertahan dalam perasaan ini. Meski dia bahkan nggak tahu siapa nama saya. Meski dia nggak pernah kenalan sama saya. Meski saya nggak pernah ngobrol sama dia.

We can't go back to the past and make a different ending, but if I could, I just want to go back to the first time we met, then I just wanna try to conversing with him. I would ask him anything. Saya mau nanya siapa namanya, apa hobinya, apa jenis musik yang dia suka, udah pernah pacaran belum, gimana rasanya tinggal di negeri paman sam, ingin tinggal di Indonesia lagi nggak, rencananya mau ke universitas mana, dll.

Dan mungkin pas pulang, saya akan nekat bilang ke dia "You're awesome, I like you.".

Kenapa saya jadi seberani ini?

Karena saya udah paham sebuah konsep hidup.

"Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain

Karena dua puluh tahun dari sekarang, kamu akan lebih kecewa dengan hal yang tidak kamu lakukan daripada hal yang telah kamu lakukan. Saya bener-bener menyesal, kenapa melewatkan 2-jam-bersama-matahari begitu saja. What a waste of time. Mulai sekarang, saya berprinsip, if you want something, just go for it. Jangan hanya diam dan bermimpi, tapi kejar mimpimu itu. Jangan pedulikan apa yang orang lain katakan. Buang rasa takutmu. Rasa takut itu hanya menghantui orang-orang yang tak mau membuang rasa takut itu sendiri. 

Ah, ya Allah, could I just meet him, even just for once? 

Dan, diam di posisi dimana kamu nggak tahu apakah seseorang yang kamu suka itu menyukaimu balik atau tidak, hanya akan membuat harapanmu semakin tinggi atau sebaliknya, malah membuatmu depresi. Lebih baik  mengetahui kenyataan, meskipun pahit, daripada tidak tahu sama sekali.

Dan bagaimana dengan Apirang?

I'm quitted. I'm getting enough. Lama-lama saya bosan sama dia. dia hanya... nggak, saya nggak mau bersama dengan dia. Saya hanya akan merusak hidupnya. Saya benar-benar sudah masuk tahap jenuh dengan dia. Jenuh. Jenuh. Saya bingung kalau suka sama dia. Mau putus asa, nggak bisa. Mau berharap? nggak bisa juga. Terlalu banyak cewek yang suka sama dia. Dan dia hanya suka sama satu cewek. Alhamdulillah, cewek itu baik, sholehah, dan tentu saja, cantik :) She's his first love. Cinta pertama itu nggak pernah mati kan? (well, hal ini nggak berlaku buat saya :p) Terlalu banyak tekanan. Maksud saya, kalau ada 'kejelasan' dalam fase keceng-mengeceng sama apirang, saya nggak akan keberatan dengan segala rintangan yang menghadang. Tapi ini nggak jelas, burem banget. Clueless. 

Saya juga clueless tentang M. Dan kini saya mulai sadar, sebenarnya saya hanya sekadar 'ngefans' sama matahari. Kenapa? karena kalo orang menanyakan saya alasan saya suka sama dia, saya dengan lancarnya langsung bisa menjawab, "Karena dia cakep, pake kacamata, keren dah pokoknya!"

Tapi, sayang sekali, cinta itu nggak perlu alasan. Orang yang benar-benar jatuh cinta nggak akan bisa menemukan alasan dia mengapa dia mencintai pasangannya.

Ini semua cuma cinta monyet. M boleh saja cakep, dan Apirang boleh saja berkharisma, tapi aku sadar, bahwa nggak seorang pun peduli. Tentang diri saya, maksudnya.

Cinta monyet saya, selalu bertepuk sebelah tangan. Tapi, seseorang selalu peduli, dan selalu menyayangi saya, apa adanya.

Allah.

Saya sering malu karena belum bisa membalas cintaNya dengan baik. Dengan tulus. Saya sering tergoda dengan duniawi. Dengan cowok. Saya lebih memilih melihat account facebook cowok daripada melihat firman Allah.

Cinta? saya nggak akan pernah mengerti konsep cinta. I give up. I didn't need the pain of falling in love with boys again.

Saya akan berubah. Saya akan menarik diri dari cinta semu. Saya akan mencintai Allah dan Al-Qur'an dengan sepenuh hati, meski itu berarti saya harus menyingkirkan Matahari dari hidup saya.

Insya Allah, I will survive.

No comments:

Post a Comment