Sebuah Pesan

Dengan hormat,

Oke, sekarang saya sudah capek kucing-kucingan dengan anda. Saya mau memperbaiki keadaan dan balik seperti 3 tahun ke belakang.

Saya minta maaf kalau sempat menjelek-jelekkan anda baik di fb, blog, maupun melalui mulut ke mulut. Dan saya juga minta maaf kalau saya sempat memperlakukan anda dengan sangat buruk. Itu semua karena saya trauma dikejar-kejar. Trauma ngeliat anda nongkrong dimana-mana. Trauma, karena saya dengar, nama saya di smp x sempat terkenal dengan label ‘pacarnya xxxxx’. Trauma lah, intinya. Jadi saya minta maaf. Saya nggak mau lagi menghindari anda, karena, mau nggak mau kita akan sangat sering bertemu, mulai di mushola al mukhlisin sampai angkot sekalipun.

Sekali lagi, saya melakukan hal ini untuk minta maaf, dan bukan dengan maksud atau tujuan lain. Dan tolong, setelah ini saya minta kalau kita bertemu lagi di suatu tempat, misalnya, anggap saja saya ini cuma anak tetangga, sama seperti Faris, Rifki, dan lain-lain. Lupakan saja masa lalu. Oya, kalau anda mau cerita tentang ini ke teman-teman atau pacar anda, silakan cerita. Tapi saya mohon dengan sangat, agar ceritanya tidak ditambah-tambah atau dikurang-kurang. Jangan sampai, permintaan maaf saya ini dianggap tindakan ‘caper’ atau ‘cinta lama bersemi kembali’ oleh teman teman anda atau pun dianggap sebagai tindakan ‘ngoray’ alias ‘selingkuh’ oleh pacar anda. Di sini, saya tekankan sekali lagi, saya hanya berusaha untuk memperbaiki keadaan sebelum hal ini menjadi semakin buruk.

Terima kasih.


Percaya ato enggak, 5 menit yang lalu saya mengirimkan pesan ini ke seseorang di fb.

Tebak saja siapa :)